Apa yang membuat Kakak bertahan di Biologi IPB?.

Saya melirik sejenak ke belakang. Melihat beberapa peristiwa yang belum sempat tertuangkan dalam tulisan. Ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan kepada saya. Jawaban lengkap pertanyaan tersebutpun pernah dengan percaya diri saya utarakan kepada si-penanya bahwa akan saya publikasikan dalam bentuk tulisan ringkas di blog pribadi saya. Hmmmm…klo dipikir-pikir, ya tidak akan pernah ditulis..he..he…ya iyalah, untuk mencurahkan sebuah pikiran ke dalam bentuk tulisan tidaklah cukup dengan dipikirkan saja. He..he.. (lagi) betul tidak?.

maksudnya, klo dipikir-pikir cukup lama juga sepenggal dialog itu terjadi. Bisa jadi orang yang bertanyapun sekarang sudah berhasil menemukan inspirasinya sendiri, tanpa sedikitpun ada bagian saya yang semestinya merupakan sebuah janji untuk dipenuhi. Atau bahkan beliau sudah tamat dan memiliki cerita sendiri akan pertanyaan beliau yang pernah diajukan kepada saya dahulu.

Duhai yang memiliki sifat Maha pengampun, saya mohon maaf dengan kekhilafan ini. Kepada siapapun yang pernah saya janjikan tulisan ini, saya juga susunkan kata maaf untuk menjelma menjadi rangkai kata permohonan maaf agar ada kenan untuk mengabulkan permohonan ini. Semoga.

***

Beranjak dari sebuah pertanyaan sedehana:

“Apa yang membuat kakak bertahan di Biologi IPB?”

Pertanyaan singkat namun sarat makna dan jawaban. Jawabannya harus bernas, berisi kumpulan argumen berstruktur ringan agar bisa meyakinkan bahwa klausa-klausa yang dikaitkan didalamnya mampu dinilai pantas menjadi alasan mengapa saya bertahan di Biologi IPB kala itu.

Baiklah sebelumnya saya akan mendudukan “perkara” ini pada bangku padang yang sama. Tujuan langkah ini adalah agar terbangun cara padang yang sama dari sepenggal pertanyaan diatas.

Bertahan?, mengapa kata ini bisa muncul?.

Bisa jadi si-penanya memiliki ide spekulatif seputar perjalanan kisah saya selama studi di IPB. Lalu si-penanya mencoba memproduksi kalimat tanya yang paling tepat terkait dengan satu kata ini: bertahan.

Ada apa gerangan?.

Awalanya saya merasa tidak pantas untuk diajukan pertanyaan jenis ini. Ada begitu banyak alasan. Salah satunya, saya merasa bukanlah sosok narasumber yang pas untuk berbagi cerita seputar perkara bertahan dan tidak selama proses studi. Tetapi mari kita coba telusuri pengalaman pribadi saya terkait perkara ini. Jika ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. Maka ambillah dengan perasaan suka cita. Jika tidak, segera lupakan. Anggap saja sesuatu belum pernah ada dan anda siap untuk melangkah kepada proses hidup yang lebih baik.

***

Saya masuk IPB melalui jalur USMI, undangan seleksi masuk IPB. Biologi berada pada pilihan kedua. Layaknya persoalan alternatif lain, pilihan kedua menjadi persoalan yang bukan prioritas. Ia akan mendapatkan curahan energi sisa meski hanya untuk dipikirkan. Keterbatasan informasi seputar departemenpun menjadikan saya semakin tidak yakin berada di dalamnya suatu masa nanti.

Dengan kehendak Allah. Ketika pengumuman disampaikan, saya lolos masuk IPB untuk pilihan kedua: Biologi. Saat itu saya merasa tidak begitu bersyukur. Bisa dibayangkan bukan, apa artinya memperoleh sesuatu yang bukan dambaan kita. Semua terasa biasa saja. Bahkan perasaan mengutuki diri akan kebodohan saat memilih dahulu seakan turut serta menambah perasaan bersalah. Maka saat itu saya meninggalkan terminal Pulo Mas, Jakarta Timur dengan perasaan penuh beban. Sedikt saja perkataan yang menghibur saya kala itu

“ Saya sebenarnya ingin sekali memilih Biologi Jay. Ibu saya orang Biologi. Sayapun suka Biologi……..”

kalimat itu menjadi tidak utuh. Saya hanya teringat penggalan kalimat itu saja. Selebihnya menjadi tidak penting buat saya. Demikianlah sebuah pernyataan terakhir dari seorang teman seperjuangan sesaat sebelum saya berusaha menemukan sebuah telpon umum untuk mengkhabari keluarga seputar berita tidak sama sekali luar biasa tersebut.

Saya sudah memutuskan untuk bergabung dengan keluarga besar IPB meski dengan perasaan yang termarginalkan. Saat masa-masa orientasi, perasaan sebagai golongan kelas dua semakin mengental. Biologi seakan menjadi sebuah kata baru yang saya berusaha untuk tidak berada dekat dengannya. Apalagi menjadi akrab dan berbangga dihadapakan khalayak akan status sematan tersebut. Sungguh saya menjadi jiwa yang sedemikian terkerdilkan dengan sikap saya sendiri.

Saya yang memiliki sifat aktif berusaha mejadikan sifat ini sebagai salah satu solusi untuk melupakan sesaat posisi marginal tersebut. Maka selama satu tahun saya mampu bertahan dan menerima keadaan saya bahwa saya adalah salah satu civitas akademiki IPB. Sebatas sebutan grup besar itu saja. Memang demikian cara saya untuk membangun rasa nyaman di tengah kekerdilan cara pandang saya sebagai mahasiswa yang terdampar ke dalam departeman bukan dambaan pribadi maupun khalayak.

Hingga sampailah saya pada masa dimana saya dipaksa semakin dekat dengan status saya sebagai mahasiswa Biologi-IPB angkatan 2002 atau 39. Saya tersadarkan fakta sesungguhnya akan diri saya. Saya terpuruk dalam kubangan imajinasi negatif akan fakta terpenting studi saya. Meski saya berhasil melewati tahun pertama atau masa persiapan bersama dengan hasil yang memuaskan,  saya tetap tersemat status sebagai mahasiswa departemen Biologi IPB. Saya galau.

Masa transisi tahun pertama dan kedua saya jadikan sebagai masa perburuan untuk merubah status tersebut. Saya mencoba menerobos belantara informasi untuk menemukan solusi masalah saya. Dengan link komunikasi yang telah saya miliki, saya berhasil berbagi rasa dengan seorang direktur mahasiswa. Beliau menjadi pintu keluar derasnya aliran perasaan saya kala itu. Saya utarakan maksud saya, beliau menghidangkan solusi dan resiko-resiko yang akan saya hadapi jika saya “melahap” hidangan solusi tersebut.

Saya lakukan komunikasi pribadi dengan pihak keluarga besar saya. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak “melahap” hidangan solusi yang disuguhkan direktur kemahasiswaan tersebut. Tampaknya saya mulai membangun jiwa yang besar dalam diri saya. Meski ia baru berupa embrio, pola pembentukan jiwa ini akan sangat berpengaruh nantinya.

Semester 3 menjadi semester perjuangan terberat saya. Selain semester 3 menjadi semester sesungguhnya bagi mahasiswa baru untuk menjadi  bagian dari departemennya. Hal tersebut  dari sudut pandangan kadar sks dan materi yang wajib diambil. Sedangkan dari pandangan lingkungan, semester 3 merupakan fase baru bagi kami untuk pindah dari kampus pusat darmaga menuju kampus branangsiang yang otomatis akan memisahkan saya dengan teman-teman sepergaulan saya selama tahun persiapan. Sebagai informasi, selama tahun pertama saya banyak bergaul dengan teman2 yang berasal dari berbagai departemen. Bahkan aktivitas harian non akademik saya, lebih banyak saya habiskan ditingkat kampus, bukan tingkat departemen. Maka saya secara psikologi kembali merasa terasing di rumah sendiri. Alhasil dari itu semua, nilai saya cukup hancur pada semester 3. Namun saya berusaha bertahan. Hinggal sampailah saya pada semester empat.

Semester empat yang menentukan.

Apa yang mebuat saya bertahan sampai semester empat?.

Ketika saya merasa diri berstatus sebagai orang yang termarginalkan karena menjadi anak biologi. Saya berfikir dan berusaha keras untuk mejadikan Biologi bernilai tersendiri bagi saya. Saya mengumpulkan banyak informasi positif seputar Biologi. Melalui proses ini saya mengenal Biologi IPB hingga ke hal-hal yang belum tentu masyarakat umum mengetahuinya. Fragmen-fragmen positif ini saya gunakan untuk membangun imaginasi atau pendapat pribadi saya akan Biologi IPB. Sudah pasti usaha tersebut saya iringi dengan merancang strategi agar saya bisa memperoleh hal yang saya impikan dari Biologi IPB.

Akhirnya saya menemukan jawaban tersebut. Saya melihat (dan sudah pasti berdasarkan informasi yang tercatat dengan baik) bahwa Biologi IPB unggul dalam bidang Molekular genetik. Baik itu mikrob maupun tumbuhannya. Maka saya berusaha menjadi bagian dari keunggulan tersebut. Saya berusaha memenuhi syarat agar saya bisa merebut mimpi tersebut. Usaha ini kemudian mengenalkan saya kepada pembimbing skripsi saya. Hingga akhirnya saya bisa menghasilakan sebuah karya ilmiah yang bisa menghantarkan saya untuk bekerja sebagai peneliti bidang molecular marker di sebuah PMA milik Inggris dan juga melanjutkan studi di tanah gingseng ini. Inilah sepotong kisah sederhana saya. Demikianlah cara saya bertahan di Biologi IPB dan kemudian tercatat sebagai salah satu alumninya. Alhamdulillah.

52 thoughts on “Apa yang membuat Kakak bertahan di Biologi IPB?.

  1. sitilutfiyahazizah says:

    asw.

    kakak alumni bio toh…
    salam kenal kak, saya fiya angkatan 45.

    bagi-bagi tipsnya dunk ka biar bisa s2 keluar. *pgn bgt kuliah di oxford >.<

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wr wb

      saya alumni bio 39. salam kenal juga…persiapkan mimpi yang tinggi, IPK dan TOEFL dan yang sangat penting juga aktivitas yang baik di luar studi di kelas…
      semangat

      wasalammu’alikum wr wb

  2. mujahidahevimuliyah says:

    assalamualaikum,
    teringat di masa lalu, sekitar semester 1.
    saya yang menanyakan hal itu pada kakak, afwan kak,ternyata sayapun lupa.
    jazakallah atas pengalaman yang telah dibagi.
    doakan saya kak, tinggal satu tahun setengah lagi (insya Allah) saya di Biologi.

  3. ryan says:

    aslm, kak, kepengen deh seperti kakak bisa ngelanjutin ke koreaa…
    aku baru mau masuk biologi IPB tahun ini kak…

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wr wb….
      d imana ada kemauan, insyaAllah akan kau temu jalannya…
      selamat datang dalam keluarga besar Biologi IPB…mudah2an lancar ya…

      terima kasih sudah berkunjung…

      wasalammu’alikum wr wb

  4. fadhline says:

    aslmkm kak…
    alhmadulillah saya juga baru diterima di Biologi IPB lewat jalur USMI atau sekarang SNMPTN Undangan.
    kayanya perasaan kakak waktu dulu pertama masuk hampir sama dengan saya sekarang.
    hemmm hehe 🙂

  5. Yusanti says:

    Assalamu’alaikum wr wb…
    Salam kenal, Kak… Alhamdulillah, semalam lihat pengumuman SNMPTN Jalur Ujian Tulis, saya lolos BIOLOGI-IPB…
    Bismillah deh pokoknya, semoga semuanya lancar 🙂

  6. melly says:

    perasaan kaka sama sprti sya waktu TPB. Tpi skarang udah mlai mnerima ni ka. smoga bsa sperti kaka bsa nglanjutin kluar negeri. bagi tipsnya dong ka 🙂

  7. Habibah Awaliyah Syara says:

    Assalammualaikum wr.wb.
    ka.. kaka kan udah kuliah di Ipb.
    aku syara..
    aku mau banget tuh ka.. masuk ipb-biologi.
    kalo boleh tau..
    Mata kuliah semester 1di ipb-biologi apa aja sih ka?!!. :)).
    wallaikumsallam wr.wb

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wr wb
      MK semester satu ya?.
      dulu masih tbp. kita belajar hal umun dulu selama 1 tahun. ada matematika umum sampai ekonomi umum.
      mungkin sekarang masih sama. ayo monggo yang masih kuliah di IPB mungkin bisa bantu.
      salam kenal syara. semoga impiannya terkabul
      amin
      wasalammu’alikum wr wb

  8. Habibah Awaliyah Syara says:

    hhmm.. gitu ya ka.. wah..sampai ekonomi umum juga :).
    iya,salam kenal juga ka..
    Amin, ya Allah. makasih ka do’a.nya.:).

    oia..ka.. gelar yang didapat untuk S1nya itu “S.Si” ya ka.. ??

  9. kai says:

    asw.
    wow daebak eonnie!!
    tulisan kk nambah motivasi aku. insyaallah tahun ini aku lulus & rencananya biologi jadi pilihan, tapi masih galau. pas liat tulisan ini rasanya aku tambah semangat untuk berjuang kaya kk. sukses terus eonnie ^^9
    oh iya kk udah pernah ketemu artis korea disana?

  10. Rizky Abdillah Fauzi says:

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Wah.. kak cerita yang sangat memotivasi di ending walaupun di awal bikin galau saya..hehe 😀
    Saya baru lulus tahun ini dan maunya Biologi IPB jadi pilihan kedua lewat jalur tes tulis (SBMPTN)..
    Semoga nyantol di pilihan pertama ya.. tapi kalau nanti harus berjodoh dengan Biologi IPB gpp deh Bismillah ae 🙂

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wrwb. siapa tahu kita bertemu ya.
      saya akan kembali ke IPB untuk doktoral.
      tetap di dep. yang sama, Biologi, InsyaAllah.

      minta sama Allah untuk pilihan terbaik.

      fighting

  11. Syara says:

    hy ka… aku mau tanya lagi dong… kaka kan masuk jalur utmi. biaya kuliahnya sama gak ka,,, kaya ank-anak yang diterima jalur snmptn tulis waktu itu ??? makasih :).

  12. Resti Afrista says:

    Assalamu’alaykum kak. Alhamdulillah saya lolos SBMPTN di Biologi IPB 😀
    tapi saya masih belum mengenal jauh tntg jurusan ilmu murni seperti biologi ini, apakah prospeknya sangat dibutuhkan di dunia kerja?
    saya sangat bersyukur bisa masuk biologi karena saya memang sangat suka biologi, terlebih lagi di IPB, PTN impian saya:D
    Bedanya Biologi di IPB dengan jurusan2 biologi di PTN lain apa kak? mohon informasinya dan share pengalamannya ya. terima kasih kak

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wr wb.
      coba tanya mfadhillah yang berkunjung sebelum kamu. kebetulan beliau masih aktif kuliah jadi mungkin akan bisa berbagi info lebih update. nanti saya tambahkan.

      selamat bergabung….

      ohya, emang kamu sudah tahu tentang biologi IPB apa aja?.

      coba kamu yang berpendapat dahulu…., nanti mungkin saya bisa tambahkan

    2. syahjayasyaifullah says:

      kiranya sedikit perbedaan antara biologi IPB dan PT lain ada di dalam tulisan saya. untuk kekinian, saya tidak tahu, ternyata saya sudah 5 tahun meninggalkan IPB.

      bagaimana hari2 baru di IPB? semoga betah 🙂

  13. Ahmad says:

    Assalamu’alaikum
    saya anak sma yang InsyaAllah 2014 lulus. saya sebenernya sih suka biologi, tp gak pinter2 amat. nanti kalau ipk saya pas2an, lulusan biologi ipb prospeknya gimana kak? mohon sarannya. syukron

  14. indah rambatana says:

    Assalamualaikum wr wb. Kak, maaf sebelumnya, saya kurang mengerti dg maksud dari termaginalkan menjadi anak bio? insyaAllah tahun ini saya lulus sma dan berencana mengambil jurusan biologi ipb. Mohon doanya semua nya. Terimakasih.

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wrwb. maksudnya ya marginal. marginal artinya ya pinggiran, kelas 2. Memang saat zaman saya, biologi tidak sefavorite departemen pupuler kala itu seperti AGB dan TPG. Seperti stigma jurusan IPA lebih “oke” dari jurusan IPS. Emang benar?. 100% salah menurut saya. Emang yang sekolah siapa?. kita atau orang lain?. Kalo kita, ya jangan terlalu terpengaruh stigma-stigma gitu. Kalo dah suka dan paham betul akan suatu jurusan. just take it and run it. begitu mungkin….

  15. rani says:

    aslmualaikum, kak
    ketemu deh sama blog kakak..dari searching tentang utm ipb, sampe keyword yang aneh aneh, bingung ngambil apa buat utm ipb nanti.
    nice kak, cukup memotivasi jadi biolog..
    menurut kakak tingkat keketatanya prodi biologi ini gimana ?? mohon dibantu

    1. syahjayasyaifullah says:

      wa’alikum salam wrwb.
      kalo saya angkatan tua, jadi kurang update tentang “tingkat persaingan” untuk masuk departemen Biologi. Tingkatkan usaha. inshaallah ada jalan 🙂

      senang bisa bermanfaat tulisan ini

      maaf saya baru cek blog lagi

      salam

  16. nitta says:

    assalamu’alaikum wr.wb

    Kak, maaf aku baru baca blog kk hehe
    Subhanallah kak, abis aku baca blog kakak ini aku kagum banget sama usaha kakak. Tapi, kak prospek bio itu apa aja deh? soalnya guru aku bilng kalo ambil jurusan bio itu ujung2 nya pasti bakal jd guru dan aku kurang suka jd guru jd aku menentang ucapan guru ku itu ;( Pas abis mendengar ucapan guru ku itu aku jd labil ambil jurusan. Tapi, selesai baca blog kakak aku mulai termotivasi hehe.
    Mohon do’a nya ya kak, semoga aku sesukses kakak, Amin Allahumma Amiin 0:)
    Semoga semakin sukses dan selalu dlm lindungan ALLAH SWT ya kak..

    Wassalam

    1. syahjayasyaifullah says:

      Wa’alaikum salam wrwb. Saya kurang tahu soal jalur masuk dari SMK ke IPB. Tetapi, setahu saya pesantrenpun bisa masuk ke IPB. Coba langsung ke web IPB dan tanyakan yang ingin kamu ketahui. Semoga membantu. wasalammu’alium wrwb

  17. niya says:

    assalammualaikum ka , pengalamankaka selama di ipb bisa dibilang sama kaya saya, jujur sekarang pun saya belum yakin sama jurusan saya, tapi dengan saya membaca postingan kaka saya akan berusaha yakin dengan jurusan saya 🙂 makasih ya ka untuk postingannya .

Leave a reply to syahjayasyaifullah Cancel reply